Cahaya di pagi hari…….
Menyambut terang sang
sanubari
Insan yang menatap jauh
di ujung pandang
Tatapan syukur
terpampang angan serta harapan
Sejenak mulut hening
berdoa mengungkap indahnya
Sang surya bercerita
tentang sebuah rahasia
Negeri di perbatasan yang
menyapa saudara
Semua yang terjadi ia
ungkap menjelang malam
Eloknya tak sama kala
gelap menggenggam
Bak menyelam
angan-angan tersingkir duka
Cantiknya alam negeri
tak senada dengan mata yang memandang
Dan mulut yang terucap
merdu menyebarkan keharuman
Sebuah kebohongan
terbuka…….
Negeri elok tersebut
hanyalah ibarat topeng belaka
Terpejam oleh sudut
pandang yang buta
Hanya materi sekejab
lenyap oleh waktu
Benar-benar suram
terlihat dan bahkan terdengar
Angin pun ikut berbisik
ketika burung berkicau lelah
Teralun nada
menyedihkan dan sangat pedih
“Dimana rumah ku” judul
lagu sang burung
Pagi yang indah itu
kini mulai berubah
Sang pengembang pun
menyadari perubahan
“Yang telah terjadi
maka terjadilah” goresan embun
Inilah negeri jika
penuh dengan orang-orang tak peduli
Sejenak pergi tak
berbalas terimakasih
Ingatlah kawan…….
Ketika alam negeri menangis dengan berbagai
tragedi
Tanda ia meminta
balasan terimakasih