Thursday, 8 March 2018

Laporan Praktikum Biokimia Mineral: Kalsium Darah


Laporan Praktikum
MINERAL: KALSIUM DARAH

Kelompok 5

Primavera Agung S              J3P113045
Rut Cristina Gratia                 J3P113015
Angga Dermawan                   J3P113029





PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER
DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


PENDAHULUAN
           Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian besar sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) yang relatif sedikit. Di samping itu ada trombosit, yang berfungsi  penting dalam penggumpalan darah (Poedjiadi 2009).
         Kalsium (Ca) merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1.5-2%  dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. dari jumlah ini, 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit . di dalam cairan ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan  penting dalam mengatur fungsi sel, seperti transmisi, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permeabilitas membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (Almatsier 2004).
       Sumber kalsium terbagi dua, yaitu hewani dan nabati. Akan tetapi, jika bahan hewani dikonsumsi berlebihan, bisa menghambat penyerapan kalsium, karena kadar proteinnya tinggi. Kandungan proteinnya yang tinggi akan meningkatkan keasaman (pH) darah. Untuk menjaga agar keasaman darah tetap normal, tubuh menarik deposit kalsium (yang bersifat basa) dari tulang, sehingga kepadatan tulang berkurang. Karena itu, sekalipun kaya kalsium, makanan hewani harus dikonsumsi secukupnya saja. Jika berlebihan maka dapat menggerogoti tabungan kalsium dan mempermudah terjadinya keropos tulang (Ariesi 2007).
  Kalsium merupakan unsur terbanyak di dalam tubuh manusia. Tubuh orang dewasa memiliki kalsium sebanyak 1.0-1.4 kg atau sekitar 2% dari berat badan. Kalsium terkonsentrasi pada tulang, tulang rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak (Winarno 2008).
         Kalsium mempunyai peran vital pada tulang sehingga dapat mencegah timbulnya osteoporosis. Namun kalsium yang berada di luar tulang pun mempunyai peran yang besar, antara lain mendukung kegiatan enzim, hormon, syaraf dan darah. Praktikum bertujuan untuk menganalisis kalsium darah dan mengetahui manfaat analisis kalsium darah dan keadaan fungsi tubuh.

METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium GG KIM 4 Diploma Institut Pertanian Bogor. Waktu praktikum yaitu hari Jumat, tanggal 08 Mei 2014 pukul 07.00 – 11.00 WIB.

Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung sentrifuse, pipet volumetrik, bulk karet dan alat titrasi, Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah darah sapi, kertas saring, akuades, ammonium oksalat, H2SO4 1N, air bersih, dan KMnO4 0.01 N.

Prosedur Percobaan
            Sebanyak dua buah tabung sentrifus disiapkan dan 2 ml darah dimasukkan ke dalam tabung, satu untuk blanko (B) dan satu (A) sebagai sampel, tabung blanko diisi dengan 4 ml akuades dan 1 ml amonium oksalat, kemudian untuk sampel diisi dengan serum dengan 2 ml , akuades 2 ml,  dan amonium oksalat 1 ml. Kemudian aduk semua larutan dengan menggunakan pengaduk kecil hingga terbentuk endapan, biarkan selama 30 menit, sentrifus tabung tersebut selama 5 menit pada kecepatan rendah 1500 rpm, kemudian buang cairan dan letakkan tabung terbalik di atas kertas saring selama 10 menit lalu mengeringkan cairan di mulut tabung dengan kertas saring, masing-masing tabung ditambah amonia 2% sebanyak 3 ml dan di aduk, kemudian sentrifus kembali tabung tersebut dengan kecepatan yang sama dan kemudian cair tersebut dibuang dan diletakkan dalam keadaan tabung terbalik dengan keadaan mulut tabung dengan kertas saring. Kemudian masing- masing tabung ditambahkan H2SO4  1N sebanyak 2 ml, diaduk sampai larut kemudian di masukan kedalam penangas air bersuhu 700C lalu titrasi dengan KMnO4 0.01 N sampai titik akhir berwarna merah jambu.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Sampel
Volume KMnO4 (ml)
[Kalsium]
Hasil
Volume awal
Volume akhir
Volume terpakai
Blanko
7
20.6
13.6
68.5  mg%

        gambar
Sampel A
20.6
20.8
0.2
Sampel B
20.8
20.9
0.1

Rata-rata volume terpakai : 0.15 ml
Contoh perhitungan :
Volume terpakai A      = volume awal sampel A – volume akhir
                                     = 20.6-20.8
                                     = -0.2 ml
Volume terpakai Blanko     = volume akhir blanko – volume awal blanko
                                             = 20.6-7
                                             = 13.6 ml
Kadar Ca         = [volume rata-rata sampel - volume awal blanko] x 10 mg%
                        = [0.15 – 7] x 10 mg%
                        = - 6.85 x 10 mg%
                        = 68.5  mg%

Pembahasan
            Penentuan kalsium dari serum/plasma pada praktikum, menggunakan metode Clark & Collip (1925). Kalsium diendapkan langsung dari plasma/serum dengan ammonium oksalat membentuk kalsium oksalat. Endapan dicuci dengan ammonia encer lalu dititrasi dengan KMnO4. Titik akhir titrasi berwarna ungu merah muda. Praktikum dilakukan dengan dua tabung yang berbeda, satu untuk blanko (B) dan satu untuk sampel (A) dengan darah 2 ml tiap tabung. Tabung B diisi 4 ml aquades dan 1 ml ammonium oksalat, tabung A diisi 2 ml serum, 2 ml akuades dan 1 ml ammonium oksalat. Literatur sapi keadaan normal kadar Ca dalam darah adalah 9-12 mg%.  Pada keadaan subklinis kadar Ca dalam darah 5-7 mg% dan pada kejadian hypocacaemia kadar ion Ca dalam darah 3-5 mg% (Subronto 2001).
            Kekurangan kalsium pada sapi dapat menyebabkan kalsium dalam darah menurun diikuti dengan hipokalsemia (penurunan kadar kalsium yang cepat di dalam serum darah), penurunan kadar kalsium dan phosphor ini adalah sebagai akibat dari pemakaian mineral terutama kalsium dan phosphor secara besar-besaran untuk sintesa air susu dalam ambing dalam bentuk kolostrum secara tiba-tiba menjelang kelahiran pada sapi betina. Selain itu kekurangan kalsium dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, osteoporosis, riketsia. Sedangkan kadar kalsium tubuh lebih dari literaturnya menyebabkan hiperkalsemia, tanda-tanda dan gejala hiperkalsemia bergantung dari kecepatan dan derajat peningkatan kadar kalsium dan serum. Kasus ringan hiperkalsemia hanya ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan rutin laboratorium. Kelebihan konsumsi kalsium dapat menyebabkan gangguan ginjal selain itu dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium dapat terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain (Sylvia 2003). Prosedur praktikum menggunakan sentrifuse dengan kecepatan 1500 rpm, namun dalam praktikum menggunakan kecepatan 1000rpm pada alat sehingga endapan yang didapat kurang, serum yang digunakan sudah lisis terlebih dahulu sehingga konsentrasi serum menurun dan titik akhir saat titrasi terlewat sehingga warnanya berubah menjadi tidak berwarna.

SIMPULAN
Kadar kalsium dalam darah dapat diketahui dengan metode Clark & Collip (1925). Pada uji tidak sesuai dengan literatur yang ada, hal ini bisa disebabkan karena kurang ketelitian saat pencampuran larutan.
                                                                            
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta(ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Poedjiadi A.2009. Dasar-Dasar Biokimia : Jakarta(ID) : UI PRESS.
Ariesi. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat : Jakarta(ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Subronto. 2001. Ilmu Penyakit Ternak II. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sylvia AP . 2003. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit Edisi ke-6. Jakarta: EGC.

0 comments:

Post a Comment

 
Blognya Primavera Blogger Template by Ipietoon Blogger Template