Laporan Praktikum
MINERAL: KALSIUM DARAH
Kelompok 5
Primavera Agung S J3P113045
Rut
Cristina Gratia J3P113015
Angga
Dermawan J3P113029
PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER
DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Darah terdiri atas
plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian besar sel darah terdiri dari sel darah
merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) yang relatif sedikit. Di
samping itu ada trombosit, yang berfungsi
penting dalam penggumpalan darah (Poedjiadi 2009).
Kalsium (Ca) merupakan
mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1.5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang
lebih sebanyak 1 kg. dari jumlah ini, 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu
tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit . di dalam cairan
ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti
transmisi, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permeabilitas membran
sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (Almatsier
2004).
Sumber
kalsium terbagi dua, yaitu hewani dan nabati. Akan tetapi, jika bahan hewani
dikonsumsi berlebihan, bisa menghambat penyerapan kalsium, karena kadar
proteinnya tinggi. Kandungan proteinnya yang tinggi akan meningkatkan keasaman
(pH) darah. Untuk menjaga agar keasaman darah tetap normal, tubuh menarik
deposit kalsium (yang bersifat basa) dari tulang, sehingga kepadatan tulang
berkurang. Karena itu, sekalipun kaya kalsium, makanan hewani harus dikonsumsi
secukupnya saja. Jika berlebihan
maka dapat menggerogoti tabungan kalsium dan mempermudah
terjadinya keropos tulang (Ariesi
2007).
Kalsium merupakan unsur terbanyak di dalam tubuh manusia. Tubuh
orang dewasa memiliki
kalsium sebanyak 1.0-1.4 kg atau sekitar 2%
dari berat badan. Kalsium terkonsentrasi pada tulang, tulang rawan dan gigi, sisanya
terdapat dalam cairan
tubuh dan jaringan lunak (Winarno 2008).
Kalsium mempunyai peran vital pada tulang
sehingga dapat mencegah timbulnya osteoporosis. Namun kalsium yang berada di
luar tulang pun mempunyai peran yang besar, antara lain mendukung kegiatan
enzim, hormon, syaraf dan darah. Praktikum bertujuan untuk menganalisis kalsium
darah dan mengetahui manfaat analisis kalsium darah dan keadaan fungsi tubuh.
METODE
PRAKTIKUM
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilakukan di Laboratorium GG KIM 4 Diploma Institut Pertanian Bogor. Waktu
praktikum yaitu hari Jumat,
tanggal 08 Mei 2014 pukul 07.00 – 11.00
WIB.
Alat
dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung sentrifuse, pipet volumetrik, bulk karet dan
alat titrasi, Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
darah sapi, kertas saring, akuades, ammonium oksalat, H2SO4
1N, air bersih, dan KMnO4 0.01 N.
Prosedur
Percobaan
Sebanyak dua buah
tabung sentrifus disiapkan dan 2 ml darah dimasukkan ke dalam
tabung, satu untuk blanko (B) dan satu (A) sebagai sampel,
tabung blanko diisi
dengan 4 ml akuades dan 1 ml
amonium oksalat, kemudian untuk sampel diisi dengan serum dengan 2 ml , akuades
2 ml, dan amonium oksalat 1 ml. Kemudian
aduk semua larutan dengan menggunakan pengaduk kecil hingga terbentuk endapan,
biarkan selama 30 menit, sentrifus
tabung tersebut selama 5 menit pada kecepatan rendah 1500 rpm, kemudian buang
cairan dan letakkan tabung terbalik di atas kertas saring selama 10 menit lalu
mengeringkan cairan di mulut tabung dengan kertas saring, masing-masing tabung
ditambah amonia 2% sebanyak 3 ml dan
di aduk, kemudian sentrifus kembali tabung tersebut dengan kecepatan
yang sama dan kemudian cair tersebut dibuang dan diletakkan
dalam keadaan tabung terbalik dengan keadaan
mulut tabung dengan kertas saring. Kemudian masing- masing tabung ditambahkan H2SO4 1N sebanyak 2 ml, diaduk sampai larut kemudian
di masukan kedalam penangas air bersuhu 700C lalu titrasi dengan KMnO4 0.01 N sampai titik akhir berwarna merah jambu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Sampel
|
Volume KMnO4 (ml)
|
[Kalsium]
|
Hasil
|
||
Volume
awal
|
Volume
akhir
|
Volume
terpakai
|
|||
Blanko
|
7
|
20.6
|
13.6
|
68.5 mg%
|
gambar
|
Sampel A
|
20.6
|
20.8
|
0.2
|
||
Sampel B
|
20.8
|
20.9
|
0.1
|
||
Rata-rata
volume terpakai : 0.15 ml
|
Contoh perhitungan :
Volume
terpakai A = volume awal sampel A –
volume akhir
= 20.6-20.8
= -0.2 ml
Volume
terpakai Blanko = volume akhir blanko
– volume awal blanko
= 20.6-7
= 13.6 ml
Kadar
Ca = [volume rata-rata sampel - volume
awal blanko] x 10 mg%
= [0.15 – 7] x 10 mg%
= - 6.85 x 10 mg%
= 68.5 mg%
Pembahasan
Penentuan
kalsium dari serum/plasma pada praktikum, menggunakan metode Clark & Collip
(1925). Kalsium diendapkan langsung dari plasma/serum dengan ammonium oksalat
membentuk kalsium oksalat. Endapan dicuci dengan ammonia encer lalu dititrasi
dengan KMnO4. Titik akhir titrasi berwarna ungu
merah muda. Praktikum dilakukan dengan dua tabung yang
berbeda, satu untuk blanko (B) dan satu untuk sampel (A) dengan darah 2 ml tiap
tabung. Tabung B diisi 4 ml aquades dan 1 ml ammonium oksalat, tabung A diisi 2
ml serum, 2 ml akuades dan 1 ml ammonium oksalat. Literatur sapi keadaan normal kadar Ca
dalam darah adalah 9-12 mg%. Pada keadaan subklinis
kadar Ca dalam darah 5-7 mg% dan pada kejadian hypocacaemia kadar ion Ca dalam darah 3-5
mg% (Subronto
2001).
Kekurangan kalsium pada
sapi dapat menyebabkan kalsium dalam darah menurun diikuti dengan hipokalsemia (penurunan
kadar kalsium yang cepat di dalam serum darah), penurunan kadar kalsium dan
phosphor ini adalah sebagai akibat dari pemakaian mineral terutama kalsium dan
phosphor secara besar-besaran untuk sintesa air susu dalam ambing dalam bentuk
kolostrum secara tiba-tiba menjelang kelahiran pada sapi betina. Selain itu
kekurangan kalsium dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, osteoporosis,
riketsia. Sedangkan kadar kalsium tubuh lebih dari literaturnya menyebabkan
hiperkalsemia, tanda-tanda dan gejala hiperkalsemia bergantung
dari kecepatan dan derajat peningkatan kadar kalsium dan serum.
Kasus ringan hiperkalsemia hanya ditemukan pada saat
dilakukan pemeriksaan rutin laboratorium.
Kelebihan konsumsi
kalsium dapat menyebabkan gangguan ginjal selain itu dapat
menyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium dapat terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa
tablet atau bentuk lain (Sylvia 2003). Prosedur praktikum menggunakan
sentrifuse dengan kecepatan 1500 rpm, namun dalam praktikum menggunakan
kecepatan 1000rpm pada alat sehingga endapan yang didapat kurang, serum yang
digunakan sudah lisis terlebih dahulu sehingga konsentrasi serum menurun dan
titik akhir saat titrasi terlewat sehingga warnanya berubah menjadi tidak
berwarna.
SIMPULAN
Kadar
kalsium dalam darah dapat diketahui dengan metode Clark & Collip (1925). Pada uji tidak sesuai dengan literatur yang ada, hal ini bisa disebabkan
karena kurang ketelitian saat pencampuran larutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier
S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta(ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Poedjiadi A.2009. Dasar-Dasar Biokimia : Jakarta(ID)
: UI PRESS.
Ariesi. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat
: Jakarta(ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka
Utama.
Subronto.
2001. Ilmu Penyakit Ternak II. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sylvia AP . 2003. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit Edisi ke-6. Jakarta: EGC.
0 comments:
Post a Comment