Wednesday, 25 March 2015

Laporan Nekropsi Paru-Paru Domba


NEKROPSI ORGAN PARU-PARU
HEWAN KAMBING


Kelompok 3

1. Primavera Agung S             J3P113045      1.
            2. Siti Nurdiyanti                    J3P113002                  2.
3. Normalita C.P.A                 J3P213056      3.
            4. Rini Ariani                          J3P113011                  4.
5. Wardiman Jaya R.               J3P213069      5.
            6. Johannes TB T.                   J3P113004                  6.



PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER
DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015



PENDAHULUAN

Nekropsi merupakan suatu  prosedur untuk melakukan pemeriksaan yang cepat dan rinci secara patologi anatomi untuk mengetahui sebab-sebab kematian seekor atau sekelompok hewan yang dalam hal ini adalah ayam sehingga dapat dilakukan penanggulangan. Pada nekropsi yang dilakukan adalah mengamati beberapa organ dalam yang mengalami perubahan atau kelainan sehingga dapat dijadikan sumber dugaan bahwa hewan tersebut terserang suatu penyakit dengan melakukan pembedahan (Tabbu C.R 2002).
Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Palpasi dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan ukuran. 
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik. Mulai melakukan inspeksi pada saat pertama kali bertemu dengan pasien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh yang lainnya.
Tujuan praktikum
            Praktikum bertujuan untuk mengetahui teknik dasar nekropsi melalui inspeksi, melihat keadaan organ paru-paru serta mengetahui dan menentukan penyakit yang berhubungan dengan paru-paru.
Alat dan Bahan
            Alat sebagai inspeksi yaitu indera penglihatan (mata) melihat langsung keadaan paru-paru. Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah organ paru-paru dari hewan kambing.
Prosedur Kerja
A. Persiapan sebelum bedah kadaver:
1. Anamnesa, meliputi: Jenis hewan, Mati atau dibunuh, Jumlah hewan sakit, gejala klinis, umur                         hewan,diagnose sementara, populasi hewan.
2. Pemeriksaan luar, meliputi: kondisi kulit, kelamin, selaput lendir (mata, mulut, hidung), kepala, leher, perut,    paha, telapak kaki, ceracak, kelenjar mamae, dubur dsb.
B. Cara bedah kadaver ruminansia:
1. Amati keadaan umum hewan saat masih hidup
2. Euthanasi dengan dekapitasi
3. Rebahkan kiri left lateral rekumbency dengan kepala di sebelah kiri secan
4. Buat irisan dari mandibula sampai arcus ischiadichuis, hindari ambing dan penis /irisan kulit digaris median       tubuh mulai dari leher, dada, perut
5. Lepaskan keempat tungkai (kaki) dari tubuh dengan cara membuat irisan pada ketiak dan dilipat paha           sambil mematahkan sendi pangkal paha. Dengan demikian hewan lebih mudah terlentang.
6. Kuliti bagian ventral dan lateral , amati jaringan otot dan kelenjar limfe bawah kulit
7. Membuga rongga perut :
     -Sayat otot sepanjang garis median perut (peritoneum ditusuk),
     -iris menyamping mulai dari ujung proc. Xipoideus mengikuti tulang rusuk terakhir sampai ditepi muka              panggul.
     -Buat irisan tegak lurus terhadap irisan memanjang yang pertama, diantara tulang rusuk terakhir dan                tubercoxae.
     -Potong otot dinding perut dan dilepaskan.
     -Selanjutnya amati diafragma, peritoneum dan organ viscera hewan, letak alat-alat tubuh di dalam rongga       perut)
8. Membuka rongga dada :
     -Periksa diafragma (normal: melengkung kearah rongga dada)
     -Dinding rongg dada ditusuk diantara dua tulang rusuk
     -Potong costae pada daerah costochondral kanan dan kiri
     -Iris muskulus. Intercostalis
     -Patahkan costae satu per satu
     -Dinding thorak di buka
     -Periksa rongga dada dengan memeriksa adanya cairan di dalamnya
     -Amati letak organ
9.Mengeluarkan isi rongga dada :
     -Isi rongga dada (jantung, paru2) dikeluarkan bersama-sama dengan lidah dan trachea
     -Keluarkan lidah, tulang lidah dipotong pada sendi rawan0
     -Trachea dilepaskan dari pertautan otot2 leher dan esophagus
     -Aorta dipotong pada tempat ia menyilang esophagus, kerongkongan dikeluarkan dan dipotong                     dipertengahan leher
     -Paru-paru dilepaskan, mulut dari belakang vena cava dipotong
     -Paru-paru, jantung trachea dan lidah dikeluarkan bersama
     -Pada dugaan pneumonia dilakukan uji apung pada paru-pari
     -Periksa keadaan dan isi pericardium
     -Amati jantung (normal: ujung meruncing), bandingkan dengan besar hewan


HASIL DAN PEMBAHASAN
   Hasil
GAMBAR. Terlampir
Keterangan : 
1. Inspeksi:
Berlobus ( kiri 3 lobus dan kanan 5 lobus), berwarna rose namun tidak merata, terdapat lendir, aspek mengkilat, margo normal.
2. Palpasi:
Kenyal, terdapat krepitasi, tidak ada masa asing, dan licin
3. Insisi trakea:
  Di trakea terdapat warna merah pada gelang cincin, pada margo bidang sayatan  berwarna merah di tengah, terdapat kotoran pada bronchus berupa hasil pencernaan makanan, dan pada uji apung hasilnya mengapung.

   Pembahasan
            Paru-paru terletak di dalam rongga dada di kanan dan kiri jantung dan dilindungi oleh tulang-tulang rusuk yang berbentuk sangkar. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang disebut Pleura. Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap dua. Diantara selaput tersebut dengan paru-paru terdapat cairan limfa, yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu mengembang dan mengempis. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus sedang paru-paru kiri hanya memiliki dua lobus. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan perubahan tekanan dalam rongga dada. Di dalam paru-paru terdapat alveolus yang merupakan saluran akhir dari sistem pernapasan. Alveolus berupa gelembung-gelembung udara. Pada bagian alveolus ini terjadi pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah dan karbondioksida dari darah ke udara bebas. Pertukaran ini terjadi secara difusi yang berhubungan dengan kapiler-kapiler darah. Pada paru-paru terdapat kurang lebih 300 juta alveolus. (Sumangga 2012).
            Pada pengamatan inspeksi paru-paru berlobus dengan jumlah kiri 3 lobus dan kanan 5 lobus, paru-paru kiri warnanya lebih merah dibanding dengan paru-paru sebelah kanan, ini dimungkinkan pada saat penyembelihan kambing lebih condong menghadap ke kiri dan meumpu lebih berat pada sebelah kiri. Sedangkan pada pengamatan palpasi terdapat krepitasi yang berarti normal. Pada pengamatan insisi, yaitu penyayatan pada trakea terdapat kemerahan pada gelang cincin yang menandakan umur hewan (kambing), yaitu semakin kemerahan pada gelang cincin trakea semakin tua umurnya.
            Paru-paru yang diamati, dengan hasil dan ciri-ciri tersebut diduga mengalami awal terkena Emfisema. Kambing yang yang dirawat di kandang terus-menerus dengan kualitas pakan yang jelek dan berdebu maka mudah menderita emfisema alveolaris yang kronik tanpa diketahui sebab-sebabnya (heaves). Alergen yang tidak tersifat seperti debu kandang, spora jamur dan sebagainya akan dapat memudahkan timbulnya emfisema bagi hewan-hewan yang peka (Subronto, 2003).  Emfisema paru-paru mungkin dapat timbul sebagai lanjutan dari perubahan patologis di luar alat pernapasan yang disertai toksemia, misalnya mastitis yang disebabkan oleh E.coli.

SIMPULAN
            Pengamatan kadaver organ paru-paru kambing dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan insisi. Paru-paru yang diamati, dengan hasil dan ciri-ciri tersebut diduga mengalami awal terkena Emfisema. Kambing yang yang dirawat di kandang terus-menerus dengan kualitas pakan yang jelek dan berdebu maka mudah menderita emfisema alveolaris yang kronik tanpa diketahui sebab-sebabnya (heaves).

DAFTAR PUSTAKA

Sumangga, 2012.Sistem Respirasi Kambing. http ://upload.wikimedia.org/system   respirasi kambing                                      (kendari 28 Mei 2014).
Subronto.2003.Ilmu Penyakit Ternak 1.Gadjah Mada University Press;Yogyakarta.
Tabbu C.R. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Kanisius;Yogyakarta.

0 comments:

Post a Comment

 
Blognya Primavera Blogger Template by Ipietoon Blogger Template